Powered By Blogger

Selasa, 28 Februari 2012

Pesan Sang Ibu


tatkala aku menyarungkan pedang
dan bersimpuh di atas pangkuanmu
tertumpah rasa kerinduanku pada sang ibu
tangannya yg halus mulus membelai kepalaku
bergetar seluruh jiwa ragaku
musnahlah seluruh api semangat juangku
namun sang ibu berkata

“anakku sayang apabila kakimu sudah melangkah di tengah padang
tancapkanlah kakimu dalam2
dan tetaplah terus bergumam
sebab gumam adalah mantera dari dewa2
gumam mengandung ribuan makna
apabila gumam sudah menyatu dengan jiwa raga
maka gumam akan berubah menjadi teriakan-teriakan
yang nantinya akan berubah menjadi gelombang salju yang besar
yang nantinya akan mampu merobohkan istana yg penuh kepalsuan
gedung-gedung yg dihuni kaum munafik
tatanan negeri ini sudah hancur anakku
dihancurkan oleh penguasa sang negeri ini
mereka hanya bisa bersolek di depan kaca
tapi membiarkan punggungnya penuh noda
dan penuh lendir hitam yang baunya kemana-mana
mereka selalu menyemprot kemaluannya dengan parfum luar negeri
diluar berbau wangi didalam penuh dengan bakteri
dan hebatnya penguasa sang negeri ini

pandai bermain akrobat
tubuhnya mampu dilipat-lipat yg akhirnya pantat
& kemaluannya sendiri mampu dijilat
anakku.. apabila pedang sudah kau cabut janganlah surut..
janganlah bicara soal menang dan kalah
sebab menang dan kalah hanyalah mimpi-mimpi
mimpi-mimpi muncul dari sebuah keinginnan
keinginan hanyalah sebuah kayalan yg hanya akan melahirkan harta
& kekuasaan harta dan kekuasaan hanyalah balon2 sabun yg terbang di udara
anakku asahlah pedangmu ajaklah mereka bertarung di tengah padang
lalu tusukan pedangmu ditengah-tengah selangkangan mereka
biarkan darah tertumpah di negeri ini
satukan rumahmu menjadi revolusi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas kritik dan sarannya