Powered By Blogger

Selasa, 28 Februari 2012

Krisis Kepemimpinan


KRISIS KEPEMIMPINAN
                Kodrat manusia sebagai khalifah Allah SWT. Seharusnya, Agama bisa menjadi contaoh bagaimana seseorang harus berprilaku. Khalifah Allah di muka bumi adalah Doktrin Al-Qur’an. Maksudnya, manusia sebagai ciptaan yang terbaik haruslah menanamkan dalam dirinya sifat-sihat keilahian, terutama untuk menegakkan keadilan tanpa diskriminasi, seorang khalifah Allah adalah seseorang yang toleran terhadap perbedaan dan mengelola perbedaan itu untuk membangun perumahan kemanusiaan yang asri di muka bumi.
                Pemimpin seharusnya paham hal ini dan menjadikan ini pedoman dalam berkarya. Kalau tidak demikian seharusnya malu menjadi pemimpin, Sebagaimana cerita zaman kerajaan, Sang Raja pergi bertapa kedalam hutan ketika mendapati seorang rakyatnya sulit cari makan. Sang Raja berdialog dengan alam karena pasti ada yang salah dari apa yang dikerjakannya sebagai penguasa.
                Kini, yang kita hadapi sungguh bertolak belakang. Para kaum elit yang terlibat masalah korupsi uang Negara dan uang rakyat, sudah jelas-jelas dengan bukti nyata berhasil lolos melarikan diri, malahan menduduki jabatan penting. Bahkan, sibuk menyiapkan diri untuk berlaga dalam komedi Capres mendatang untuk menyelamatkan diri sendiri. Bayangkan kalau yangberkuasa bukan dari gerombolan penyamun, tentu dikhawtirkan adanya pembersih total ( Corruptor Cleansing ). Itulah sebabnya para koruptor berlomba-lomba berebut kekuasaan.
Di Lounge sebuah bandara, saya bertemu dengan seorang jenderal Bintang tiga yang loyalis kepada SBY, Kami sempat ngobrol panjang lebar soal Bangsa, Negara, Pemimpin, Keresahan dan kesengsaraan rakyat. Sang Jenderal cerita bahwa ia sudah memberi masukan kepada sahabatnya yang sedang  jadi Presiden tentang keadaan di lapangan yang semakin Amburadul. Saya bilang, “ Tahun ini adalah tahun terakhir untuk membereskan semua persoalan yang ada, karena tahun depan (2012) semua pihak pada sibuk mencari calon  Presiden baru sehingga perintah yang sedang berkuasa tidak dihiraukan lagi oleh siapa pun, karena tidak akan tampil lagi. Semua sibuk Positioning dan Cleaning. Intinya, dua tahun kedepan ini akan terjadi ‘no order government”. Sahabat saya ini menjawab dengan percaya diri amat tinggi, “ Don’t Worry, My way is proven”.  Tanpa ada rasa ragu sedikit pun.
Masukan Sang Jenderal itu membuat saya berpikir. Dan dari perjalanan saya bertemu banyak tokoh dalam luar negri, saya semakin percaya bahwa rasa percaya diri SBY karena karena keberhasilannya menguasai sumber-sumber dana secara tunggal sehingga ia merasa siap untuk membangun sebuah dinasti kekuasaan semacam Super Baru dalam waktu demikian singkat sangatlah besar. Maka yang perlu ia lakukan hanyalah membungkam para elit yang vocal dengan jabatan ataupun proyek. Tidak heran kalau kemudian dibuat badan ini itu, dewan ini itu, wakil menteri serta banyak lagi jabatan dan lembaga yang tumpang tindih menambah kesemerawutan yang ada. Bukannya membangun Pemerintah yang efektif dan efisien.
Pemimpin yang benar adalah mereka yang mau memasang telinga ke bumi, peja terhadap jeritan rakyat banyak yang menderita. Jika perlu, mereka bersedia menjadi martir untuk itu. itu baru namanya pemimpin. Elit Bangsa harus segera siuman dari tidur mendengkur tengah hari, Bangsa ini sudah terlalu bernasib Malang karena ulah pemimpin yang tidak bertanggung jawab. (TSUN ZHU)
Tulisan ini dikutip dari Buku PILPRES ABAL-ABAL REPULBIK AMBURADUL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas kritik dan sarannya